Tak henti-hentinya PPI Yaman hadir di tengah pelajar Indonesia. Di periode ini, PPI Yaman melalui Departemen Pusat Gerakan dan Sosial berkolaborasi dengan Departemen Pendidikan dan Keilmuan mencetuskan perhelatan besar yang dinamai “Multaqo Akbar Pelajar Indonesia (MAPI) di Yaman 2023” dengan mengusung tema “Mengokohkan Ikatan, Menjaga Persatuan”.

Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas sekaligus pengetahuan para pelajar mengenai keislaman dan kebangsaan dalam bingkai Madrasah Hadramaut. Di samping itu, kegiatan ini juga menjadi ajang silaturahmi tahunan dan pengikat tali persaudaraan antar pelajar Indonesia di Yaman.

Perlu diketahui pula bahwa ajang ini merupakan perdana yang diselenggarakan oleh PPI Yaman sepanjang eksistensinya dari tahun 2001.

Rentetan Webinar Pra-Acara

Rangkaian acara Multaqo Akbar ini diawali dengan rangkaian webinar yang dinarasumberi oleh para tokoh agama dan masyarakat.

Yang pertama, Prof. Dr. KH. Yahya Zainul Ma'arif (Pengasuh LPD al-Bahjah) atau yang akrab disapa Buya Yahya. Beliau memaparkan materi dengan tema: Refleksi Pergeseran Moral dan Perpecahan Umat Serta Solusinya.

“Ada beberapa cara menyampaikan kebenaran. Kalau kita melihat sesuatu yang tidak benar, maka yang pertama: kebenaran tidak harus diucapkan saat itu juga. Carilah waktu yang tepat untuk berbicara. Jika salah waktu, maka itu akan jadi sebab kebenaran dimuntahkan bahkan dapat menjadi suatu musibah yang besar. Kedua, kebenaran tidak harus diucapkan oleh lisan anda.” ujar beliau saat menyampaikan materi.

Beliau sangat menekankan poin keindahan dalam menyikapi kemungkaran juga menghindari ucapan yang bersifat memperkeruh suasana seperti caci-maki dan sejenisnya.

Kemudian beliau berpesan bahwa menyampaikan kebenaran itu haruslah dengan ekstra hati-hati yakni dengan strategi yang tepat.

Webinar kedua diisi oleh Dr. al-Habib Seggaf bin Hasan Baharun, M.HI. (Rektor UII DALWA) dengan tema: Menjaga Keharmonisasian Bernegara Dalam Bingkai Ukhuah Islamiah dan Ukhuwah Wathaniyah.

Beliau mengatakan bahwa saat ini banyak di antara kita yang terlalu dangkal persepsinya mengenai dakwah. Mereka menyangka bahwa target dakwah hanyalah terbatas pada kaum muslimin saja, padahal dakwah itu merata kesemua golongan sesama manusia. “Oleh karenanya penting sekali tema webinar kita pada kesempatan kali ini agar kita ini menganggap semua orang adalah saudara bagi diri kita” sisip beliau. Kemudian beliau menambahkan, “(Mohon maaf) Apabila ada orang yang mengatakan, “Ini saudara saya, yang itu bukan saudara saya”, dsb. Maka sebenarnya dalam dirinya itu ada rasa merasa lebih baik dari orang lain”.

Dalam weminar ini beliau menjelaskan banyak poin mengenai konsep persaudaraan baik secara global maupun terperinci. Beliau juga menjelaskan 4 tips untuk merajut ukhuah yakni ta'aruf, ta'awun, takaful dan iman.

Kemudian webinar ketiga, panitia mengundang al-Habib Muhammad bin Alawi al-Haddad (Mudir Ponpes Dilwa) untuk mengisi materi bertemakan: Keteladanan Para Salaf Dalam Menjaga Ukhuah.

Beliau mengatakan bahwa segala kemulian Islam jika dikerucutkan akan kembali kepada dua perkara: menjunjung tinggi segala perintah Allah Swt. dan menyatukan berbagai pihak dalam perdamaian.

Beliau banyak sekali menukil kalam dan kisah orang-orang saleh terdahulu, baik yang di Indonesia maupun di Hadramaut. Beliau juga memberikan tips mewujudkan persatuan dan kedamaian: 1. Meninggalkan popularitas, 2. Berusaha semaksimal mungkin untuk meneladani Rasulullah saw. serta menjadikan beliau sebagai barometer kehidupan, dan 3. Memahami serta mengaplikasikan an-Namath al-Awsath (moderat), meninggalkan ghuluw, ifroth (ekstremisme) dan tafridh (liberalisme).

Rangkaian webinar ini merupakan kegiatan pra-acara menyambut Multaqo Akbar Pelajar Indonesia di Yaman 2023 yang mana ketiga webinar tadi diselenggarakan di hari yang berbeda dengan turut diramaikan oleh teman-teman dari berbagai daerah sekitar 100-200 peserta.

Puncak Acara Multaqo Akbar

Sekitar kurang lebih 500-700 pelajar Indonesia dari berbagai lembaga pendidikan di lembah Hadhramaut seperti Mahad Darul Mustafa, Univ. al-Ahgaf, Univ. al-Wasathiyyah, Mahad Darul Hadis, Mahad al-Aydrus, Mahad Darul Solihin, Ribath 'Ilmi Syarif, Ribath al-Fath wal Imdad, dll hadir meramaikan puncak acara Multaqo Akbar di Husaisah pada Jumat, 14 Juli 2023.

Acara yang bertempat di auditorium al-Habib Abdul Qodir as-Seggaf, Husaisah ini dilaksanakan pada pukul 9 pagi dengan diawali kegiatan diskusi panel yang disampaikan oleh perwakilan dari Darul Mustafa, Univ. al-Ahgaf, dan Univ. al-Wasathiyyah. Tema yang diuraikan oleh masing-masing panelis berkaitan dengan pengaplikasian Madrasah Hadhramaut dari kacamata politik, sosial dan ekonomi.

Selepas salat Asar, acara berlanjut dengan seminar bertemakan “Ajaran-Ajaran Madrasah Hadhramaut dan Pengaplikasiannya Dalam Berdakwah Serta Mengarungi Berbagai Rintangan Zaman” yang disampaikan oleh al-Habib Kazhim bin Ja'far as-Seggaf kemudian seminar pengenalan fikih tahawwulat oleh al-Habib Alwi bin Abu Bakar al-Adni bin Ali al-Masyhur.

Tujuh Poin dari al-Habib Kazhim Ja'far as-Seggaf

“Ada banyak tantangan saat ini yang orang-orang sebelum kita tidak pernah mendapatinya. Lantas bagaimana kita mencetak generasi penerus nantinya?” jelas al-Habib Kazhim. Beliau pun memberikan 7 poin pengajaran yang sangat dianjurkan bagi rijal dan para syekh Madrasah Hadramaut dalam menghadapi rintangan zaman:

1. Istikamah secara batin dalam menempuh manhajnya Allah Swt. dengan ikhlas, sidik , dsb.

2. Berakhlak dengan akhlaknya Nabi Muhammad saw.

3. Ilmu yang bermanfaat

4. Perhatian penuh terhadap tarbiah anak

5. Perhatian penuh terhadap pembentukan karakter keluarga

6. Jiwa masyarakat yang mandiri

7. Mendirikan dakwah kepada Allah Swt.

Peran Fikih Tahawwulat

Dalam sesi seminar pengenalan ilmu fikih tahawwulat (fikih transformasi), al-Habib Alwi bin al-Habib Abu Bakar al-Masyhur al-Adni menukil apa yang pernah dijelaskan oleh ayah beliau bahwa peran pokok daripada ilmu ini ada dua. Pertama, menjaga rukun agama yang bersifat tsabit (Islam, Iman dan Ihsan). Kedua, memperbaharui metode dakwah kepada Allah Swt. Beliau juga menegaskan bahwa seorang dai membutuhkan setidaknya 3 perkara berikut (tentunya setelah proses pembersihan hati, istikamah, dll):

1. Ilmu yang rosikh (kokoh)

2. Hikmah (bijak dalam memahami teks agama)

3. Sikap wa'i (faham situasi dan kondisi)

Seminar Puncak oleh Prof. Abdullah Baharun

Sehabis salat Isyak berjemaah di Masjid Ahmadain, hadirin yang berjumlah sekitar 700-an pelajar bergegas memenuhi auditorium guna menghadiri acara puncak yaitu seminar oleh Prof. al-Habib Abdullah bin Muhammad Baharun (Rektor Univ. al-Ahgaf) dengan tema “Tantangan Alumnus Madrasah Hadhramaut Dalam Menghadapi Berbagai Penyimpangan di Era Modern”.

Dalam seminarnya, Prof. Abdullah Baharun menguraikan dua asas utama yaitu masjid dan keluarga. Adapun masjid ini memiliki 5 peran sebagai berikut: ibadah kepada Allah Swt., taklim, memanajemen urusan negara (pemerintahan), al-Irsyad dan al-Hidayah, serta aktifitas sosial.

Semua poin ini menjadi peran utama masjid saat zamannya Rasulullah saw., yang mana kini peran tersebut dialihkan keluar masjid dengan beragam bentuk. Namun yang terpenting, apakah peran tadi masih terlaksana dengan asas-asas yang dulu diterapkan juga di dalam masjid? Ataukah malah berpegang teguh dengan produk Barat yang kebenarannya tidak bisa dipastikan sebagaimana halnya al-Qur'an dan hadis nabawi?

Adapun asas keluarga, maka yang mencemarkannya saat ini ialah adat yang buruk. Bayangkan saja bagaimana kontrasnya perbedaan kedudukan wanita, orang tua dsb. antara yang dulu dan sekarang.

“Maka perbaikilah adat yang buruk, karena adat berperan penting dalam mengokohkan agama. Gibah itu haram. Lantas siapa yang menjadikannya sebagai hal yang biasa? Adat. Jadi, adat itu di satu sisi dapat menolong syariat namun di sisi lain dapat melemahkan syariat” ujar Prof. Abdullah Baharun.

Kesan Atas Multaqo Akbar PPI Yaman

“Kegiatan ini menjadi wujud komitmen para pelajar Indonesia di Yaman dalam membangun semangat intelektualitas yang didasarkan pada pemahaman keagamaan untuk merespon berbagai tantangan dalam memajukan peradaban global.” ucap Prof. Dr. KH. Ma'ruf Amin dalam sambutannya via rekaman video.

“Melalui Multaqo Akbar ini, para pelajar Indonesia di Yaman dapat melahirkan berbagai solusi keagamaan untuk menjawab persoalan-persoalan global baik yang menyangkut masalah politik, ekonomi, sosial dan budaya.” imbuh wakil presiden RI tersebut dalam sambutannya.

Program Akademik Terbaik di PPIDK Timtengka Award 2023

Multaqo Akbar Pelajar Indonesia di Yaman 2023 dengan izin Allah sukses terselenggara dengan lancar. Tentunya ada banyak pihak yang terlibat terlebih panitia dari PPI Yaman sendiri serta rekan-rekan dari PPI Hadramaut dan pelajar Indonesia di Husaisah selaku tuan rumah.

Kabar baiknya tidak hanya sampai disini, awal bulan September lalu PPI Yaman terpilih sebagai PPI Negara dengan program akademik terbaik pada penyelenggaraan PPIDK Timtengka Award 2023!

==========================