Penulis : Muhammad Faisal Amienullah Mahasiswa aktif Universitas Al-Ahgaff

    Jumat, 18 Juli 2025 ― PPI Yaman Kembali menggelar multaqo akbar jilid 3. Kegiatan yang mengusung tema “Menggali Potensi Bersama Membangun Negri” tema yang memiliki makna yang sangat dalam. hal ini selaras dengan apa yang disampaikan oleh ketua umum kegiatan Multaqo Akbar jilid 3 ini, saudara Hudaya Hasan “Kegiatan yang diselengarakan pada hari ini merupakan acara puncak dari berbagai rangkaian kegiatan Multaqo Akbar, mulai dari kegiatan webinar dengan berbagai pemateri seperti penulis buku Ayat-Ayat Cinta Habiburahman El Shirazi, serta lomba video antar lembaga yang ada di Yaman”. beliau juga menyampaikan bahwa besar harapan kami kegiatan ini dapat menjadi wadah mengembangkan potensi guna membangun negri”. 

    Perlu diketahui bahwa pelajar indonesia yang berada di Yaman berkisar 6000 orang. Hal ini merupakan suatu yang sangat positif mengigat perlunya tenaga pendakwah yang mumpuni dan berjalan di atas metode keilmuan guna menghadapi berbagai tantangan baik dari segi akidah, pemikiran ataupun metode keilmuan yang perlahan terkikis oleh zaman.  

    Hal yang seirama pun disampaikan oleh salah satu pemateri talk show Ust. Muhammad Fakhrulrizal, Lc. “Ada 3 faktor yang menyebabkan maraknya penyebaran pemikiran-pemikiran yang bertentangan dengan Al-Quran dan Sunnah, yang pertama rusaknya strata keilmuan hal ini dibuktikan dengan banyaknya orang yang belum memiliki kapasitas yang mumpuni untuk mengomentari pendapat para ulama akan tetapi mereka memberikan komentar yang terkesan negatif dan di luar dari konteks permasalahan tersebut. Faktor kedua rusaknya standar keilmuan dan yang ketiga rusaknya metodologi keilmuan”.

    Ust. Salman Alfarizi selaku narasumber ke-2 pada talk show menyampaikan bahwa peran santri dalam meredam dan mencegah tersebarnya pemikiran-pemikiran yang menyesatkan ini sangatlah penting, hal ini seirama denga napa yang di sampaikan beliau: “Ada 3 hal yang harus dilakukan oleh santri dalam meredam dan menghadapi berbagai pemikiran yang melenceng. Yang pertama memperluas pengetahuan tentang islam, yang kedua mengetahui dan pandai membaca keadaan masyarakat sekitar, dan yang ketiga memahami istilah kontemporer”.